Selasa, 20 April 2010

Saat Anda bosan dengan pekerjaan Anda

Pernahkah Anda merasa iri dengan karyawan baru? Tentu saja bukan iri dengan gaji atau tanggung jawabnya, tetapi iri melihat antusiasme mereka yang menggebu-gebu dalam mengerjakan tugas mereka. Setiap bentuk pekerjaan yang dibebankan ke mereka diperlakukan seperti hal baru yang menuntut keterampilan dan rasa ingin tahu yang besar.
Sementara Anda yang sudah lebih lama bekerja, menghadapi setiap hari kerja seperti sebuah momok besar yang membosankan. Setelah task rutin Anda selesaikan, tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan. Lalu rasa bosan pun mulai muncul.

Jangan biarkan hal ini berlarut-larut. Membiarkannya begitu saja tanpa mengambil tindakan apapun tentunya akan mempengaruhi produktifitas dan kinerja kerja Anda. Beberapa hal sederhana yang bisa membantu Anda membunuh rasa bosan di tempat kerja adalah sebagai berikut :
  1. Kreatif dengan menciptakan tantangan baru. Jika target kerja Anda sudah sukses dilaksanakan hari ini, daripada bengong memandangi jam berharap jarum-jarumnya bergerak lebih cepat, cobalah untuk memikirkan cara lain untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Tuliskan rencana kerja Anda dan jangan takut untuk berimprovisasi. Set target pribadi yang lebih besar dari yang sudah ditetapkan perusahaan untuk Anda. Jangan tunggu pekerjaan yang memberikan semangat, namun ciptakan excitement dan tantangan dalam pekerjaan Anda.
  2. Declutter meja kerja. Bersihkan dan rapikan meja kerja Anda. Singkirkan barang-barang yang tidak berguna lagi. Kumpulkan kertas-kertas bekas dan reuse untuk kertas fotokopi atau memo. Selain membuat konsentrasi sering terpecah, terlalu banyak barang yang tidak jelas kegunaannya di meja juga mempengaruhi mood kerja. Yang harus diperhatikan adalah Anda sudah menyelesaikan task Anda sebelum merapikan meja Anda.
  3. Ibaratkan pekerjaan sebagai sebuah permainan atau game. Contohnya, anggap database karyawan yang harus Anda rekapitulasi adalah musuh di Mafia War atau Anda sedang bertempur dengan atasan yang terus ‘memberondong’ Anda dengan ‘peluru’ alias pekerjaan.
  4. Tambah pengetahuan. Tidak harus di bidang yang berhubungan dengan pekerjaan, namun bidang apa saja yang menarik perhatian dan memberikan manfaat nantinya. Internet adalah sumber pengetahuan yang tak terbatas. Anda hanya perlu berhati-hati dengan untuk memilih sumber yang kompetensinya yang bisa dipercaya.
  5. Pertajam keterampilan, baik hard maupun soft skill. Tantang diri Anda untuk menguasai bidang yang membantu pekerjaan Anda. Tentu saja Anda harus melakukannya sendiri atau self taught. Misalnya berlatih menggunakan berbagai fitur di Adobe InDesign, crank berbagai widget, atau apapun yang bisa meningkatkan keterampilan kerja Anda.
  6. Organize your file. Saat keadaan mulai membosankan, cobalah untuk melihat data yang sudah tersimpan sekian lama di komputer. Kelompokkan setiap file dalam kategorinya masing-masing untuk memudahkan pencarian nantinya. Hapus file yang sudah lama dan tidak terpakai lagi. Back up data-data penting. Data yang tersusun rapi akan membantu Anda melaksanakan pekerjaan Anda. Selain itu menyusun atau membersihkan sesuatu akan memberikan sense of accomplishment sehingga semangat dan mood Anda membaik kembali.
  7. Bersihkan inbox Anda. Start a new fresh start. Balas atau respon email, hapus email lama atau letakkan di temporary folder. Jika inbox Anda mencapai ribuan, letakkan semua di temporary folder.
  8. Lemaskan otot. Bangun dari kursi Anda dan berjalan untuk melancarkan peredaran darah Anda setelah sekian jam duduk. Jika perlu, lakukan squats, push up atau sit up. Lakukan di ruang tertutup jika Anda malu dilihat teman kerja. Anda bisa keluar kantor untuk sementara, melihat pemandangan alam atau hal yang berbeda dibandingkan dengan meja dan dinding kantor Anda.
  9. Dengarkan musik. Koleksi lagu-lagu yang bisa membuat Anda bersemangat dan membuat mood Anda membaik dan kinerja meningkat setiap kali Anda mendengarnya.

The cure for boredom is curiosity. There is no cure for curiosity. - Dorothy Parker


Bookmark and Share

Senin, 19 April 2010

Menjadikan Karyawan Anda Lebih Bahagia

Kemampuan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktifitas tim seringkali dijadikan salah satu parameter keberhasilan kepemimpinan seseorang. Seringkali dirasakan selama target tim terpenuhi dan tenggat bisa dilalui dengan smooth, style manajemen yang Anda terapkan selama ini telah terbukti sukses diadaptasi oleh tim.
Tapi beranikah Anda untuk melangkah keluar dari comfort zone dan bertanya kepada anggota tim, apakah mereka sudah puas dengan kepemimpinan Anda? Apakah Anda yakin bahwa setiap anggota tim bahagia dengan pekerjaan dan tanggung jawab mereka? Jika Anda belum pernah menanyakan hal tersebut kepada mereka, bisa jadi kepemimpinan yang dijalankan selama ini hanya berdasarkan asumsi. Selama tidak ada penurunan berarti dalam produktifitas kerja dan pencapaian target, berarti kinerja Anda sebagai pemimpin sudah baik.
Asumsi di atas tidak salah. Lagipula prestasi karyawan Anda juga tidak mengendur bukan? Namun jika Anda berani bertanya dan mengetahui keadaan sesungguhnya tentang kebahagiaan dan kepuasan mereka dalam bekerja dan bersedia melakukan sesuatu untuk meningkatkan hal tersebut, maka kinerja dan produktifitas yang meningkat adalah imbalan untuk kepemimpinan Anda. If you can have more, why do you wait and do nothing?
Sebuah fakta yang mengejutkan ini bisa jadi pertimbangan untuk lebih membahagiakan karyawan Anda. Conference Board Research Group di USA menyatakan bahwa hanya 45% dari karyawan yang merasa bahagia dan puas dengan pekerjaan mereka. Bayangkan jika mereka adalah karyawan Anda, lalu bayangkan peningkatan hasil kerja yang bisa mereka dapatkan jika mereka merasa bahagia dan puas dengan pekerjaan mereka.

Ada beberapa tips yang bisa menginspirasi Anda untuk membuat anggota tim menjadi lebih bahagia dan puas dengan tanggung jawab mereka.
  1. Definisikan kembali visi, misi dan target kelompok.
    Jika selama ini Anda yang menetapkan target untuk tim, kali ini libatkan setiap orang untuk menetapkan target untuk mereka sendiri. Arahkan mereka untuk menetapkan gol jangka pendek dan jangka panjang. Ciptakan diskusi terbuka untuk mendiskusikan visi dan misi perusahaan yang telah mereka ketahui selama ini. Biarkan mereka untuk menyampaikan pandangan atau ide yang paling gila sekalipun. Namun jangan lupa untuk tetap memberikan guide atau 'mengerem. mereka tidak melenceng terlalu jauh dari budaya perusahaan. Misalnya, jika salah seorang karyawan menyampaikan ide untuk lebih banyak bekerja di rumah dengan alasan penghematan energi, ingatkan bahwa nature of company dan infrastruktur tidak memungkinkan hal tersebut. Apapun yang mereka sampaikan, ingatlah bahwa keputusan tetap di tangan Anda. Aktifitas ini memberikan rasa tanggung jawab lebih pada diri karyawan karena merekalah yang menentukan target dan tujuan kerja.
  2. Ubah managerial style Anda.
    Tawarkan perubahan gaya kepemimpinan kepada mereka. Jika selama ini micromanaging adalah cara Anda memimpin, maka mulailah untuk mempercayai karyawan Anda. Biarkan mereka mengerjakan pekerjaan mereka tanpa harus Anda monitor sepanjang waktu. Sesekali Anda bisa menanyakan progress pekerjaan mereka namun hindari untuk terus menerus memantau atau mendikte aktifitas dengan mendetail. Selain menjengkelkan karyawan, waktu dan energi Anda terkuras hanya untuk ‘ngerecoki’ mereka. Memberikan mereka keleluasaan untuk menyelesaikan tugas akan membuat mereka lebih kreatif dan nyaman dalam bekerja.
  3. Kenali setiap pencapaian.
    Sekecil apapun prestasi karyawan Anda, jangan biarkan berlalu tanpa Anda dan tim kenali sebelumnya. Contohnya, umumkan saat salah satu anggota tim berhasil mendapatkan penjualan di hari ini. Berikan sense of pride bagi mereka yang juga bisa membuat mereka terpacu untuk bekerja lebih baik. Tanamkan bahwa setiap kontribusi memberikan dampak besar bagi pencapaian target tim dan perusahaan.
  4. Memimpin dari dekat.
    Keluar dari ruangan dan jalin hubungan yang lebih dekat dengan karyawan Anda. Biasakan untuk menyapa mereka setiap hari dan menanyakan setiap kesulitan yang mungkin mereka hadapi. Kontrol progress kerja mereka secara langsung, namun jangan menanyakannya dalam rentang waktu yang pendek. Seringkali pemimpin ‘lupa’ bahwa setiap task memerlukan proses untuk menyelesaikannya. Boss yang menyebalkan adalah mereka yang selalu menunjukkan ketidakpercayaan mereka akan kemampuan karyawannya.

Remember!

If you can have more, why do you wait and do nothing! Let’s move!
Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)

Artikel ini juga bisa di baca di Harian Sore Suara Pembaruan yang terbit Minggu, 17 April 2010

Bookmark and Share

Konten Social Media Mempengaruhi Pencarian Kerja

Jika dulu untuk mencari kerja harus memiliki cover letter dan CV yang memuaskan, kualifikasi yang sesuai, dan akses besar ke informasi lowongan kerja, maka saat ini ada tambahan satu hal yang juga harus diperhatikan, yaitu konten social media yang pernah dipublish untuk publik.
Mengapa hal ini menjadi satu penting yang harus diperhatikan? Sebuah penelitian yang dilakukan oleh CareerBuilder.com menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan merambah ke social media untuk melakukan background check terhadap calon karyawan mereka. Sebesar 45% dari perusahaan 'melongok' social media sebagai salah satu cara bahan pertimbangan atau screening terhadap calon karyawan. Sebuah peningkatan sebesar 100% setelah setahun sebelumnya hanya 22% dari perusahaan yang melakukan hal ini.

Bagaimana di Indonesia?

Mungkin hal yang sama tidak terjadi di Indonesia. Rasanya belum terlalu banyak human resource department perusahaan yang berniat melakukan background check hingga ke social media. Kebanyakan masih melakukannya dengan bantuan referensi yang disertakan dalam surat lamaran. Akan tetapi mengingat besarnya pengguna situs jejaring pertemanan di Indonesia seperti Facebook, Twitter, LinkedIn, MySpace, YouTube, tinggal menunggu waktu hingga HRD mulai searching nama calon karyawannya di Facebook untuk menilai atau mengetahui lebih jauh tentang calon tersebut.

Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa sayangnya, para pencari kerja justru sering kali mengabaikan konten social media mereka, dengan pertimbangan bahwa tidak akan memberikan pengaruh bagi penilaian sebagai seorang karyawan. Well, they are proven wrong.

Pandangan Perusahaan

Beberapa alasan yang membuat manajemen enggan mempekerjakan calon karyawan karena konten social media mereka antara lain :
  1. Kandidat memposting konten tentang kebiasaan minum atau menggunakan obat-obatan.
  2. Kandidat menjelek-jeleknya perusahaan tempat ia bekerja dulu.
  3. Kandidat membuat komentar yang berbau SARA atau diskriminatif
  4. Kandidat berbohong tentang kualifikasinya.
  5. Kandidat memposting informasi dari perusahaan tempat ia pernah bekerja.



So, what should you do?

Lalu bagaimana dengan Anda yang sedang dalam proses mencari kerja? Apakah Anda harus ‘puasa’ update status dan memajang foto-foto di akun Facebook? Atau berhenti Twitting sementara sampai ada kepastian? Tentunya tidak sejauh itu. ‘Toh bersosialisasi di dunia maya adalah hak Anda. Rasanya Anda pasti setuju kalau sebenarnya selama kompetensi dan kinerja Anda memuaskan, pertimbangan berdasarkan kegiatan personal Anda tidak bisa dijadikan alasan untuk batal mempekerjakan Anda.
Anda hanya perlu memperhatikan beberapa hal untuk menampilkan reputasi dunia maya yang positif, diantaranya:
  1. Perhatikan album foto online Anda di Facebook, atau tempat lainnya. Hapus foto yang bisa merusak reputasi Anda.
  2. Jangan memamerkan hal-hal negatif ke dunia luar. Fokuskan kepada hal positif, baik yang berhubungan dengan dunia professional maupun personal.
  3. Cobalah untuk membuat grup khusus untuk profesi Anda atau bergabunglah dengan professional group yang ada di FB atau media lainnya. Ini salah satu cara menjalin hubungan dengan para pemimpin, rekruter atau sesama profesi.
  4. Selektif menerima teman. Hanya karena orang meng-add Anda sebagai friend bukan berarti Anda harus selalu menerimanya. Anda tidak akan pernah tahu siapa dibalik nama di FB atau Twitter.
  5. Jika Anda masih bekerja atau terikat dengan perusahaan tertentu, jangan membeberkan pencarian kerja Anda di dunia maya. Bukan tidak mungkin manajemen tempat Anda bekerja sekarang mengetahui hal tersebut dan menilai rendah loyalitas Anda.
  6. Bookmark and Share

Sabtu, 17 April 2010

Quote of the Day

Sebuah kutipan yang saya yakin bisa "membangunkan" Anda dari ketakutan untuk keluar dari zona nyaman anda.  Anda ingin peningkatan dalam karier dan hidup? Jika iya, Andalah yang pertama kali harus mencoba membuat perubahan itu.

Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu. Kepemimpinan adalah Anda sendiri dan apa yang Anda lakukan. (Frederick Smith, Pendiri Federal Express)


Bookmark and Share

Jumat, 16 April 2010

JobsDB.com Public Relations and Marketing Forum - it's a wrap!

JobsDB.com Public Relations and Marketing Forum yang dilaksanakan tanggal 15 April 2010 di XXI Club telah berlangsung dengan sukses. Pembicara kompeten yang tergabung dalam TALK. Inc;  Alexander Sriwijono, Becky Tumewu dan Erwin Parengkuan, telah membagi ilmu, insights, inspirasi dan practical tips dalam berkomunikasi bagi para peserta.  Forum sehari ini diharapkan bisa meningkatkan kemampuan komunikasi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang tentunya akan berdampak dan jadi bekal untuk mengembangkan karier.

Panitia ingin mengucapkan terima kasih kepada para sponsor, pembicara, rekanan bisnis dan media, peserta dan semua pihak yang telah turut menyukseskan JobsDB.com PRM Forum.  See you at the next event!
Bookmark and Share

Rabu, 14 April 2010

Karyawan Anda Berbohong?

Rasanya tidak ada manusia yang tidak pernah berbohong dalam hidupnya. Disengaja atau tidak, berbohong seringkali dijadikan jalan keluar yang cepat saat berada dalam situasi terjepit dalam kesulitan. Sama halnya dalam dunia kerja. Seringkali karena alasan tertentu, karyawan Anda memilih untuk berbohong daripada menceritakan masalah yang sesungguhnya. Akibatnya saat hal ini terungkap, ada konsekuensi yang harus dihadapi dan mungkin saja berhubungan dengan pihak ketiga. Kepercayaan Anda sebagai pemimpin pun terhadap karyawan tersebut juga ternoda.
Sama seperti kata pepatah ‘karena nila setitik, rusak susu sebelanga’, kepercayaan yang dikhianati walaupun hanya sekali, akan sulit untuk dikembalikan seperti semula. Apapun bentuk kebohongan yang dilakukan anak buah Anda, jika menuruti emosi, tentu saja Anda ingin agar karyawan tersebut hengkang dari hadapan Anda selamanya.
Tapi kepemimpinan juga merupakan proses belajar, mengelola dan mendidik yang berkelanjutan. Karyawan yang berbohong adalah tantangan bagi kepemimpinan Anda. Jika karyawan yang ‘rusak’ ini pergi dari tanpa perbaikan, sama saja Anda berarti memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk menjadi korban selanjutnya. Selain itu Anda juga kehilangan kesempatan untuk mengetahui faktor apa yang membuat dia lebih memilih berbohong pada pimpinannya daripada jujur.
Apa yang harus dilakukan jika karyawan Anda ‘kepergok’ berbohong atau Anda curiga kalau ia berbohong?
  1. Analisa bentuk kebohongan yang dilakukan.
    Bedakan antara kegagalan untuk mengikuti peraturan (sering datang terlambat, bolos dengan alasan yang tidak masuk akal), dengan pelanggaran berat (pencurian atau penggelapan). Ingatlah bahwa bentuk kebohongan yang terakhir tidak bisa ditolerir. Menyerahkan urusan kepada yang berwajib adalah satu-satunya cara legal yang bisa Anda lakukan. Lain halnya dengan kebohongan yang pertama. Namun bukan berarti Anda membiarkan mereka get away begitu saja. Tetap berikan sanksi agar tidak ada peraturan yang dianggap enteng oleh setiap penghuni kantor.
  2. Investigasi terlebih dahulu.
    Saat Anda mulai mencurigai adanya kebohongan, mulailah untuk mengumpulkan bukti dan data. Lalu dokumentasikan data tersebut. Proses ini mungkin memakan waktu, namun Anda membutuhkannya untuk memperkuat posisi Anda, terutama jika kebohongan yang dilakukan kasus yang cukup berat dan Anda ingin menyelesaikannya secara hukum.
  3. Antisipasi segala kemungkinan.
    Persiapkan segala materi pembicaraan, tuliskan agenda pembicaraan Anda sebagai panduan, set your ground clearly. Perkirakan reaksi dari karyawan, yang terburuk sekalipun, terutama jika berkaitan dengan kebohongan yang berat.
  4. Tentukan sanksi apa yang akan diberikan.
    Jika kebohongannya termasuk pelanggaran serius, konsultasi dengan bagian legal Anda. Jika karyawan tersebut berbohong karena ketidakdisiplinannya, konsultasikan dengan HRD untuk menentukan sanksi yang diterimanya.
  5. Temui mereka secara personal.
    Encourage mereka untuk jujur tentang kebohongan yang telah dilakukan dan motifnya. Dengarkan versi pembelaannya dengan seksama untuk menunjukkan bahwa Anda akan bertindak adil. Jika Anda berhadapan dengan karyawan yang sangat defensif walaupun kebohongannya sudah terbukti, sampaikan dengan tegas bahwa perbuatannya membuat Anda dan manajemen perusahaan kehilangan kepercayaan terhadap karyawan tersebut. Hindari nada ancaman, namun sampaikan dengan jelas sanksi yang bisa ia terima.
  6. Dokumentasikan.
    Buat minutes atau log yang mencatat dengan seksama kejadian ini, mulai dari munculnya kasus, proses pengumpulan bukti dan data sampai pertemuan langsung Anda dan tindakan akhir dilakukan. Anda bisa menjadikan dokumen ini sebagai referensi di masa depan jika hal yang sama terjadi lagi.
  7. Percaya diri.
    Menghadapi karyawan yang sulit membutuhkan emosi dan energi yang besar. Tidak mudah berhadapan dengan karyawan yang terbiasa atau pernah berbohong. Bersilat lidah sudah jadi kebiasaan mereka. Namun ingatlah bahwa hal ini adalah tantangan bagi kepemimpinan Anda. Dengan strategi dan usaha yang konsisten Anda bisa mengatasi masalah ini dengan bijaksana dan jadi contoh bagi anggota tim Anda lainnya.

Remember!

No one perfect! So, fokus kepada perbuatannya bukan kepada pribadinya, if your staff make mistakes.
Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)

Artikel ini juga bisa dibaca di Harian Sore Suara Pembaruan edisi Minggu 10 April 2010
Bookmark and Share

Senin, 12 April 2010

Thanks for your support!

JobsDB.com Career Expo Surabaya telah terselenggara. Selama 3 hari, bertempat di Tunjungan Plaza, mulai dari tanggal 9 s/d 11 April, Panitia Penyelenggara Career Expo berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada para exhibitor dan job seeker.  Panitia inti khusus diterbangkan dari Jakarta untuk menyelenggarakan event ini.

Panitia ingin mengucapkan terima kasih kepada para sponsor, rekanan media dan bisnis, exhibitor, job seeker dan semua pihak yang telah turut menyukseskan acara ini.

Success for you!
Bookmark and Share

Selasa, 06 April 2010

Kenali Calon Pengganti Anda

Kenali Calon Pengganti Anda

Anda tidak akan selamanya duduk di kursi kepemimpinan seperti saat ini. Mau tidak mau, cepat atau lambat, akan ada perubahan dalam organisasi perusahaan. Anda akan menduduki posisi yang lebih tinggi, bahkan mungkin akan bersiap menghadapi masa retirement. Regenerasi dan mempersiapkan calon pengganti pada akhirnya harus ada dalam agenda Anda. Tentu tidak mungkin Anda meninggalkan posisi Anda sekarang tanpa ‘menitipkannya” pada seorang pemimpin baru yang bisa Anda percaya dan kompeten bukan?

Banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mempersiapkan seorang anggota tim agar bisa jadi pengganti Anda. Salah satunya adalah dengan menciptakan lingkungan yang mendorong munculnya seorang calon pemimpin, lalu terus membimbing dan mengarahkan calon tersebut agar memiliki nilai, kemampuan dan karakter yang sesuai dengan visi, misi dan goal perusahaan. Namun, sebelum Anda melakukan itu semua, pertama Anda harus mengenali calon pengganti Anda. Siapa diantara anggota tim saya yang pantas memegang posisi saya sekarang? Ada beberapa ciri seorang yang bisa jadi acuan untuk mengenali seorang pemimpin diantara anggota tim Anda.
  1. Si pengambil resiko.
    Pemimpin masa depan tidak akan merasa nyaman terus berada dalam status quo. Dia akan mencari kesempatan untuk mendapatkan tantangan yang baru dan berbeda dalam menjalankan pekerjaannya. Meminta tanggung jawab baru dengan konsekuensi yang mungkin terlihat merugikan adalah hal yang biasa dilakukan. Kegagalan tidak dianggap sebagai momok menakutkan, tapi akan selalu dianggap sebagai sarana belajar dan meningkatkan karier.
  2. Disadari atau tidak, calon pemimpin sering mengambil keputusan untuk rekan kerjanya.
    Seringkali dalam sebuah rapat atau diskusi yang penuh argumentasi, calon pemimpin akan memberikan pandangan atau opini yang bisa mengakomodasi kepentingan semua pihak. Lalu keputusan ini kemudian diikuti rekan kerjanya. Dengan kata lain, tanpa ia sadari, ia sudah memiliki pengikut yang mau mendengarkan pendapatnya dan menghormatinya baik sebagai secara professional maupun individu.
  3. Selalu berada dalam lingkaran orang-orang yang sukses dan biasa memberikan motivasi.
    Calon pemimpin bersedia belajar dan selalu mencari motivasi untuk jadi lebih maju lagi dari siapa pun. Dia ingin berada di tengah-tengah orang yang bisa memberikan pengaruh positif terhadap kehidupannya. Mereka tidak akan berteman dekat dengan orang yang memberikan bad vibe dan merugikan mereka.
  4. Mereka seringkali jadi sumber inspirasi dan motivasi bagi rekan kerjanya.
    Perhatikan karyawan yang sering dicari oleh co-worker untuk curhat, dimintai pandangan atau solusi mengenai masalah kerja maupun pribadi. Karyawan seperti ini sudah mendapatkan kepercayaan dari orang sekitarnya, memiliki empati tinggi terhadap sesama anggota dalam timnya dan memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik.
  5. Orang yang bisa Anda andalkan dan percaya untuk membantu mengelola tim.
    Saat Anda merasa membutuhkan bantuan ekstra dalam menjalankan kepemimpinan seperti mengingatkan tim agar lebih ‘ngebut’ mengejar target, sampai bertukar pikiran mengenai kebijakan baru perusahaan, Anda seringkali cenderung untuk meminta bantuan pada orang yang sama berulang kali.
  6. Orang yang bisa dipercaya dan ethical.
    Anda tidak akan segan untuk berbagi tentang informasi rahasia perusahaan ataupun hal lain karena Anda yakin mereka bisa dipercaya. Mereka juga tidak hanya mampu berbicara tentang nilai hidup dan etos kerja yang mereka anut, namun juga mengaplikasikannya dalam menjalankan tanggung jawabnya sehari-hari. Mereka ‘memimpin’ dengan tindakan yang nyata yang bisa dicontoh oleh dan jadi motivasi untuk rekan kerjanya .
  7. Karyawan favorit, baik atasan maupun rekan kerja.
    Tidak hanya prestasi kerjanya yang memuaskan dan konsisten, hubungannya dengan karyawan lain juga tanpa cela. Pemimpin masa depan bisa menempatkan dirinya sebagai karyawan yang harus bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan atasannya, dan bisa bekerja sama dengan rekan kerja.
  8. Remember! Adalah wajib hukumnya buat Anda melahirkan pemimpin yang minimal sama dengan Anda jika Anda ingin naik ke level berikutnya.
    Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)
Bookmark and Share

Minggu, 04 April 2010

Quote of the day tentang perubahan dan perbaikan

Sebuah kutipan yang bisa memberikan suntikan semangat saat kinerja mulai melemah.  Semoga Andapun bisa memetik pelajaran positifnya.

Orang-orang yang optimis tidak menunggu terjadinya perbaikan, mereka mewujudkan perbaikan itu. (Paul von Keppler)

Success for you!
Bookmark and Share

AddThis

Share |