Rabu, 14 April 2010

Karyawan Anda Berbohong?

Rasanya tidak ada manusia yang tidak pernah berbohong dalam hidupnya. Disengaja atau tidak, berbohong seringkali dijadikan jalan keluar yang cepat saat berada dalam situasi terjepit dalam kesulitan. Sama halnya dalam dunia kerja. Seringkali karena alasan tertentu, karyawan Anda memilih untuk berbohong daripada menceritakan masalah yang sesungguhnya. Akibatnya saat hal ini terungkap, ada konsekuensi yang harus dihadapi dan mungkin saja berhubungan dengan pihak ketiga. Kepercayaan Anda sebagai pemimpin pun terhadap karyawan tersebut juga ternoda.
Sama seperti kata pepatah ‘karena nila setitik, rusak susu sebelanga’, kepercayaan yang dikhianati walaupun hanya sekali, akan sulit untuk dikembalikan seperti semula. Apapun bentuk kebohongan yang dilakukan anak buah Anda, jika menuruti emosi, tentu saja Anda ingin agar karyawan tersebut hengkang dari hadapan Anda selamanya.
Tapi kepemimpinan juga merupakan proses belajar, mengelola dan mendidik yang berkelanjutan. Karyawan yang berbohong adalah tantangan bagi kepemimpinan Anda. Jika karyawan yang ‘rusak’ ini pergi dari tanpa perbaikan, sama saja Anda berarti memberikan kesempatan bagi perusahaan lain untuk menjadi korban selanjutnya. Selain itu Anda juga kehilangan kesempatan untuk mengetahui faktor apa yang membuat dia lebih memilih berbohong pada pimpinannya daripada jujur.
Apa yang harus dilakukan jika karyawan Anda ‘kepergok’ berbohong atau Anda curiga kalau ia berbohong?
  1. Analisa bentuk kebohongan yang dilakukan.
    Bedakan antara kegagalan untuk mengikuti peraturan (sering datang terlambat, bolos dengan alasan yang tidak masuk akal), dengan pelanggaran berat (pencurian atau penggelapan). Ingatlah bahwa bentuk kebohongan yang terakhir tidak bisa ditolerir. Menyerahkan urusan kepada yang berwajib adalah satu-satunya cara legal yang bisa Anda lakukan. Lain halnya dengan kebohongan yang pertama. Namun bukan berarti Anda membiarkan mereka get away begitu saja. Tetap berikan sanksi agar tidak ada peraturan yang dianggap enteng oleh setiap penghuni kantor.
  2. Investigasi terlebih dahulu.
    Saat Anda mulai mencurigai adanya kebohongan, mulailah untuk mengumpulkan bukti dan data. Lalu dokumentasikan data tersebut. Proses ini mungkin memakan waktu, namun Anda membutuhkannya untuk memperkuat posisi Anda, terutama jika kebohongan yang dilakukan kasus yang cukup berat dan Anda ingin menyelesaikannya secara hukum.
  3. Antisipasi segala kemungkinan.
    Persiapkan segala materi pembicaraan, tuliskan agenda pembicaraan Anda sebagai panduan, set your ground clearly. Perkirakan reaksi dari karyawan, yang terburuk sekalipun, terutama jika berkaitan dengan kebohongan yang berat.
  4. Tentukan sanksi apa yang akan diberikan.
    Jika kebohongannya termasuk pelanggaran serius, konsultasi dengan bagian legal Anda. Jika karyawan tersebut berbohong karena ketidakdisiplinannya, konsultasikan dengan HRD untuk menentukan sanksi yang diterimanya.
  5. Temui mereka secara personal.
    Encourage mereka untuk jujur tentang kebohongan yang telah dilakukan dan motifnya. Dengarkan versi pembelaannya dengan seksama untuk menunjukkan bahwa Anda akan bertindak adil. Jika Anda berhadapan dengan karyawan yang sangat defensif walaupun kebohongannya sudah terbukti, sampaikan dengan tegas bahwa perbuatannya membuat Anda dan manajemen perusahaan kehilangan kepercayaan terhadap karyawan tersebut. Hindari nada ancaman, namun sampaikan dengan jelas sanksi yang bisa ia terima.
  6. Dokumentasikan.
    Buat minutes atau log yang mencatat dengan seksama kejadian ini, mulai dari munculnya kasus, proses pengumpulan bukti dan data sampai pertemuan langsung Anda dan tindakan akhir dilakukan. Anda bisa menjadikan dokumen ini sebagai referensi di masa depan jika hal yang sama terjadi lagi.
  7. Percaya diri.
    Menghadapi karyawan yang sulit membutuhkan emosi dan energi yang besar. Tidak mudah berhadapan dengan karyawan yang terbiasa atau pernah berbohong. Bersilat lidah sudah jadi kebiasaan mereka. Namun ingatlah bahwa hal ini adalah tantangan bagi kepemimpinan Anda. Dengan strategi dan usaha yang konsisten Anda bisa mengatasi masalah ini dengan bijaksana dan jadi contoh bagi anggota tim Anda lainnya.

Remember!

No one perfect! So, fokus kepada perbuatannya bukan kepada pribadinya, if your staff make mistakes.
Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)

Artikel ini juga bisa dibaca di Harian Sore Suara Pembaruan edisi Minggu 10 April 2010
Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AddThis

Share |